Hallo guys, setelah dulu sempat membahas tentang mitologi Yunani, kini gue akan membahas tentang mitologi peradaban Amerika pre-Columbus, yakni Maya, Inca, dan Aztec. Kebudayaan Maya, Inca, dan Aztec pasti kalian semua sudah kenal, sebab pernah heboh dengan ramalan kiamat 2012 lalu. Namun kalian pasti tak banyak tahu dengan perbedaan ketiganya.
Well, ketiga peradaban tersebut muncul tak bersamaan, jadi hampir mustahil penduduk dari ketiga peradaban itu pernah bertemu apalagi saling berperang. Maya muncul lebih dulu, yakni sekitar 2.600 SM, namun puncak kejayaan baru mereka raih sekitar 250 � 900 M. Maya bercokol di Amerika Tengah, yakni di Guatemala, El Salvador, Belize, Honduras, dan sebagian Mexico. Namun entah mengapa, tanpa sebab yang jelas, peradaban ini tiba-tiba menghilang dan para penduduknya lebih memilih meninggalkan kota-kota mereka dan kembali ke hutan. Hingga kini alasan lenyapnya peradaban Maya masihlah misteri.
Peradaban Maya disusul kemudian dengan peradaban Inca pada tahun 1.200 M. Berbeda dengan Maya, penduduk Inca tinggal di Amerika Selatan, tepatnya di Peru. Mereka lebih memilih tinggal di pegunungan dan dibuktikan dengan peninggalan mereka yang terkenal, yakni Macchu Picchu. Peradaban mereka sempat berjaya dengan luas wilayah hampir 4 ribu kilometer dengan 16 juta penduduk.
Sementara itu, Aztec merupakan peradaban yang berdiam di Amerika Tengah. Kerajaannya berpusat di Tenochtitlan yang dibangun pada 1325 M (sekarang dikenal dengan nama Mexico City). Baik Inca dan Aztec sama-sama lenyap akibat invasi para conquistador Spanyol, Aztec pada 1521 dan Inca pada 1533. Persamaan di antara ketiga peradaban ini, selain membangun monumen-monumen berupa piramida yang menakjubkan, adalah ketiganya sama-sama mengenal upacara pengorbanan manusia yang sadis demi memuaskan dewa-dewa mereka.
Sebenarnya selain ketiga kebudayaan tersebut, masih ada lagi satu peradaban di Amerika Tengah yang dinamakan Olmec. Peradaban ini muncul setelah Maya, namun memang tak banyak yang tahu tentang kerajaan ini sebab Olmec sama sekali tak meninggalkan catatan tertulis tentang keberadaannya. Satu-satunya peninggalan Olmec hanyalah patung-patung kepala raksasa yang ditemukan di Meksiko.
Yuk mengenal para dewa-dewa Maya, Inca, dan Aztec, yang walaupun namanya susah-susah, namun tetap keren untuk dibahas.
1. Huitzilopochtli
Dalam agama Aztec, Huitzilopochtli merupakan dewa matahari dan perang. Dia adalah dewa yang amat dijunjung tinggi oleh orang-orang Aztec (Mexican), bahkan dianggap sebagai dewa pelindung Tenochtitlan, ibu kota kerajaan Aztec. Walaupun bergelar dewa perang, namun Tenochtitlan justru mengambil wujud hewan yang tampak harmless, yakni �hummingbird�.
Kelahiran Huitzilopochtli sendiri dianggap sangat ajaib. Pada saat itu, Coatlicue (Dewi Bumi yang diidentikkan dengan ular) sedang menyapu bulu di kuilnya dan salah satunya bersentuhan dengan perutnya. Secara ajaib, ia mengandung. Dari sehelai bulu itu, Coatlicue kemudian melahirkan dewa kembar, yakni Quetzalcoatl dan Xolotl.
Kehamilan Coatlicue yang tak jelas siapa ayahnya ini menimbulkan murka anak-anaknya yang telah dewasa, yakni 400 putranya yang disebut �Centzo Nuitznaua� (para dewa bintang) dan satu putrinya yang bernama Coyolxauhqui (Dewi Bulan). Mereka percaya Coatlicue telah melakukan perbuatan asusila dan berusaha membunuh ibu mereka sendiri.
Namun secara ajaib, Huitzilopochtli (Dewa Matahari) muncul dari rahim Coatlicue dengan senjata dan baju zirah lengkap, berusaha membela ibunya. Huitzilopochtli berhasil memenggal kepala Coyolxauhqui sehingga kepalanya terlempar ke langit dan menjadi bulan. Ia juga mengejar saudara-saudara laki-lakinya yang kemudian tersebar di langit menjadi bintang. Inilah sebabnya, menurut mitologi Aztec, bulan dan bintang selalu bersembunyi dari matahari dan hanya berani muncul saat malam tiba.
Namun ternyata legenda tersebut menuntut pengorbanan manusia sebagai implikasinya. Dikatakan jika manusia tidak memberikan pengorbanan darah kepada Huitzilopochtli, maka ia takkan mendapatkan kekuatan untuk melawan saudara-saudaranya sehingga ibunya akan terbunuh dan dunia akan hancur. Dikisahkan, pada peresmian Templo Mayor di Tenochtitlan pada tahun 1487, bangsa Aztec mengorbankan lebih dari 20.400 nyawa tawanan mereka untuk dipersembahkan kepada Dewa Huitzilopochtli hanya dalam kurun waktu 4 hari.
2. Quetzalcoatl
Quetzalcoatl mungkin adalah dewa Aztec yang paling terkenal. Dikenal pula dengan nama �Kukulcan� oleh Maya, Quetzalcoatl adalah dewa angin dan kebijaksanaan. Namanya sendiri berarti �feathered serpent� atau �ular bersayap burung�. Berbeda dengan dewa-dewa Aztec lain yang digambarkan berwujud manusia, Quetzalcoatl diilustrasikan memiliki bentuk reptil terbang sesuai namanya, mengimplikasikan kemampuannya untuk menghubungkan langit dan bumi.
Walaupun memiliki bentuk yang �fearsome� dan menakutkan, ternyata Quetzalcoatl dikenal sebagai dewa yang sangat mengayomi manusia. Berbeda dengan dewa-dewa Aztec lain yang terkenal kejam, Quetzalcoatl tidak menuntut pengorbanan manusia.
Diceritakan bahwa ia adalah putra dari Mixcoatl (dewa perburuan) dan Coatlicue. Namun Mixcoatl bukanlah ayahnya, sebab Coatlicue hamil setelah tak sengaja perutnya bersentuhan dengan sehelai bulu. Quetzalcoatl memiliki saudara kembar bernama Xolotl dan keduanya dianggap merepresentasikan Venus, dimana Quetzalcoatl sebagai bintang fajar dan Xolotl sebagai bintang senja.
Quetzalcoatl adalah salah satu dari empat dewa terpenting bangsa Aztec, dimana keempatnya melambangkan empat arah mata angin. Quetzalcoatl menempati arah barat dan diutus untuk membawa keteraturan dalam dunia manusia, sementara tiga dewa lainnya adalah dewa perang Huitzilopochtli yang menempati arah selatan, dewa pertanian Xipe Totec yang menempati arah timur, dan dewa kegelapan Tezcatlipoca yang menempati arah utara. Tezcatlipoca ini juga dikenal sebagai rival utama Quetzalcoatl. Keduanya bermusuhan satu sama lain. Konon Quetzalcoatl melambangkan kebaikan, sementara Tezcatlipoca menyimbolkan kejahatan.
Oya, nama Quetzalcoatl juga kini diabadikan menjadi nama dinosaurus lho. Tapi dino yang aneh.
3. Tezcatlipoca
Huh kenapa ya nama-nama dewa Aztec selalu saja susah diucapkan. Tezcatlipoca adalah salah satu dari empat dewa terpenting dalam mitologi Aztec dan sudah berakar sejak peradaban Maya. Dikenal sebagai dewa kegelapan (malam) serta pengadilan, dewa ini dikenal kejam dan merupakan musuh dari Quetzalcoatl. Dewa ini juga kerap digambarkan berkulit gelap dan diasosiasikan dengan warna hitam.
Nama �Tezcatlipoca� sendiri berarti batu obsidian, yakni batu berkilau yang memilki nilai ekonomi amat penting dalam kebudaaan Aztec. Batu ini dapat diasah menjadi pisau dan ujung tombak untuk berburu. Selain itu, batu obisidian juga digunakan oleh para shaman (dukun) sebagai medium untuk meramal, sama seperti kaum gypsi meramal dengan bola kristal. Istri Tezcatlipoca adalah dewi jagung yang bernama Chicomecoatl yang biasa digambarkan sebagai wanita Indian cantik yang selalu membawa... yeah, u got it right, jagung!
Tezcatlipoca juga dikisahkan mampu berubah wujud menjadi jaguar sehingga hewan tersebut juga dikaitkan dengan sang dewa kegelapan ini. Walaupun dikenal bermusuhan, namun Tezcatlipoca dan Quetzalcoatl tak selalu menjadi rival. Dalam satu kisah mitologi penciptaan dunia menurut Aztec, Quetzalcoatl dan Tezcatlipoca pernah bekerja sama mengalahkan monster berbentuk buaya raksasa bernama Cipactli. Pada masa itu, dunia belum terbentuk dan hanya ada lautan. Untuk menarik Cipactli, Tezcatlipoca menggunaan kakinya sebagai umpan dan Cipactli memakannya. Kedua dewa itu kemudian menangkapnya dan menggunakan tubuhnya untuk menciptakan daratan. Karena alasan inilah Tezcatlipoca juga digambarkan hanya memiliki satu kaki saja.
Festival utama untuk memperingati Tezcatlipoca disebut �Toxcatl� dan dirayakan pada bulan kelima dalam kalender Aztec. Persiapan dimulai selama setahun dimana seorang pemuda yang paling tampan dipilih karena menyerupai wajah sang dewa. Kemudian pemuda itu selama setahun dimanjakan dengan diberikan pelayan, dihadiahi permata-permata, dan memakan hidangan yang paling enak. Dia bahkan dinikahkan dengan empat gadis perawan sekaligus dan menghabiskan seminggu sebelum upacara Toxcatl dengan berpesta. Kemudian tepat pada hari upacara, ia akan dikorbankan, bahkan jasadnya akan dimakan. Segera seusai upacara, korban baru akan dipilih. Berminat?
4. Tlaloc
Tlaloc adalah salah satu dewa penting dalam mitologi Aztec. Tlaloc dikenal dengan dewa kesuburan dan dikaitkan dengan elemen air. Tak heran ia diidentikkan dengan warna biru. Ia dikenal bisa menurunkan hujan, begitu juga dengan petir dan badai. Walaupun punya kekuatan yang sangar, namun ia justru dilambangkan dengan bunga marigold (sejenis chrysanthemum atau bunga matahari kecil), atau dalam bahasa Aztec dikenal dengan nama �yauhtli�. Ini mungkin berkaitan karena istrinya adalah Xochiquetzal adalah dewi bunga Aztec.
Tlaloc amat dipuja di Teotihuacan dan ibu kota Aztec, Tenochtitlan. Tlaloc juga dikenal bersemayam di gunung yang menyandang namanya. Gunung Tlaloc menjulang 4.100 meter dan menyimpan sejarah kelam pengorbanan manusia, terutama anak-anak. Setiap tanggal 12 Februari hingga 3 Maret, festival untuk memuja Tlaloc yang dinamakan �Atlcahualo� dirayakan dengan mengirim tujuh anak kecil ke puncak gunung untuk dikorbankan. Konon, jika anak-anak ini menangis di sepanjang perjalanan, maka mereka akan diberkahi dengan hujan yang melimpah. Benar-benar tradisi yang mengerikan!
5. Xipe Totec
Jika kalian menganggap dewa-dewa di atas seram, tunggu sampai kalian membaca cerita tentang dewa ini. Xipe Totec dikenal debagai salah satu empat dewa terpenting dalam mitologi Aztec dan menjabat sebagai dewa kelahiran kembali dan pertanian. Ia mengenakan kulit manusia sebagai busananya. Seperti bisa ditebak, hari raya untuk memuja dewa ini dirayakan dengan upacara pengorbanan yang diikuti dengan menguliti para korbannya.
Festival tahunan untuk menghormati Xipe Totec disebut �Tlacaxipehualiztli� dan dirayakan setiap equinox musim semi, yakni sebelum musim hujan dimulai atau sekitar bulan Maret. Para budak dan tawanan perang akan dikorbankan untuk dewa ini dan dikuliti, untuk kemudian dikenakan oleh para pendetanya sebagai busana. Supaya lebih �seru�, upacara pengorbanan akan didahului dengan pertunjukan gladiator melawan para tentara Aztec. Patung-patung Xipe Totoc di kuilnya juga dipercaya dihiasi dengan kulit-kulit manusia hasil persembahan. Namun bukannya jijik, para pemuja dewa ini justru percaya kulit-kulit manusia tersebut dapat membawa kesembuhan dan membawa anak-anak mereka yang sedang sakit untuk menyentuhnya. Ew!!!
6. Viracocha
Jika kita sejak tadi membahas dewa-dewa Maya dan Aztec (mitologi dalam kedua kebudayaan itu hampir mirip sebab sama-sama berada di lokasi yang sama, hanya beda zamannya, seperti Yunani dan Romawi), kita akan beralih ke dewa suku Inca. Viracocha adalah dewa tertinggi dalam mitologi Inca, hampir sama lah seperti Zeus di mitologi Yunani kuno. Viracocha (atau disebut juga Kon Tiki) adalah dewa matahari dan badai serta sering digambarkan menggenggam halilintar.
Dalam mitologi penciptaan dunia menurut Inca, Viracocha bangkit dari Danau Titicaca pada masa kegelapan dan menciptakan cahaya berserta matahari, bulan, dan bintang. Ia juga menciptakan raksasa dari bebatuan (raksasa ini dipercaya membangun kota Tiwanaku yang misterius karena blok-blok batunya terlalu besar untuk diangkat manusia). Namun karena tak puas dengan ciptaannya, iapun memusnahkan mereka dengan banjir besar (mirip dengan cerita banjir besar dalam kisah Nabi Nuh). Ia kemudian menciptakan manusia yang berukuran lebih kecil dari raksasa ciptaannya.
Manco Capac, pendiri kota Cusco yang kala itu merupakan ibu kota kerajaan Inca, dipercaya merupakan cucu Viracocha. Uniknya, karena Viracocha dalam legenda dikisahkan berkulit putih, bangsa Inca menganggap kaum conquistador Spanyol yang tiba di benua Amerika sebagai titisan sang dewa.
Walaupun dikisahkan memegang halilintar sebagai senjatanya, Viracocha sendiri bukanlah dewa petir. Gelar dewa halilintar dipegang oleh Apocatequil (Illapa) yang menguasai cuaca.
*Versi lebay Apocatequil (yang seharusnya cowok) dari sebuah game online*
7. Tlaltecuhtli
Karena semenjak tadi gue membahas dewa-dewa saja, maka gue iseng mencari dewi Aztec yang terkenal. Bayangan gue tentu saja adalah sosok dewi yang cantik dan sexy, namun malah ini yang gue temukan. Mirip dengan Dewi Kali ya?
Tlaltecuhtli merupakan makhluk dewata dengan wujud monster laut raksasa yang kemudian dibantai oleh Quetzalcoatl dan Tezcatlipoca. Tubuhnya kemudian menjadi daratan, namun ia tak sepenuhnya mati dan menuntut pengorbanan darah manusia untuk meredam amarahnya. Nah, yang membuat para arkeolog bingung, dalam legenda diceritakan bahwa Tlaltecuhtli adalah dewa (bahkan namanya saja maskulin). Namun dalam semua penemuan mereka, Tlaltecuhtli justru digambarkan sebagai wanita. Nah loh!
8. Mamaquilla
Mamaquilla adalah putri dari Viracocha sekaligus ibu dari Manco C�pac, pendiri kebudayaan Inca. Ia adalah dewi pernikahan dan dipercaya mengendalikan bulan di tangannya. Masyarakat Inca percaya bahwa gerhana bulan disebabkan oleh hewan yang berusaha memangsa dewi tersebut, bisa berupa serigala, jaguar, atau ular. Untuk menyelamatkannya, mereka melemparkan senjata dan membuat suara seberisik mungkin agar bisa mengusir hewan tersebut. Masyarakat Inca sangat takut pada gerhana karena percaya dunia bisa tenggelam dalam kegelapan selamanya. Maka dari itu, mereka amat tercengang ketika para conquistador Spanyol yang dengan tepat mampu memprediksi kapan gerhana akan datang.
9. Xolotl
Dalam mitologi Aztec, Xolotl adalah saudara kembar Quetzalcoatl. Walaupun kembar, namun fisik mereka berbeda jauh lho. Jika Quetzalcoatl berwujud reptil bersayap, maka Xolotl memiliki rupa manusia dengan kepala anjing. Yah, mirip-mirip lah dengan Dewa Anubis dalam mitologi Mesir kuno. Uniknya, seperti Anubis, Xolotl juga bertugas di Mictlan (dunia orang mati dalam mitologi Aztec) untuk menjaga matahari selama terbenam.
Xolotl, percaya atau tidak, merupakan dewa sepak bola. Yup, sepak bola memang ditemukan bangsa Maya dan Aztec untuk menggambarkan perjalanan matahari yang mereka percayai beredar tak tentu arah ketika tenggelam ke dalam dunia orang mati saat malam tiba. Nah, sudah menjadi tugas Xolotl inilah untuk memandu arah bagi matahari agar ia bisa kembali terbit keesokan hari.
Xolotl memiliki penampilan yang amat mengerikan. Dipercaya sebagai dewa petir dan api serta raja para monster, ia konon hanya memiliki soket mata kosong (tak memiliki bola mata) dan menggigit pisau di mulutnya sebagai simbol kematian. Kayak punya kepala anjing belum nyeremin ya? Ia juga dipercaya berkaitan dengan axolotl, sejenis salamander air yang menyandang namanya.
Karena anjing dianggap sebagai hewan penunjuk arah, maka orang Aztec kuno terbiasa menguburkan anjing mereka bersama jasad mereka agar dapat memandu arah saat berada dalam dunia orang mati. Bila tak memiliki anjing, maka bisa digantikan dengan patung anjing dari tanah liat untuk dikuburkan di samping mereka. Hmm ... menarik ya?
10. Ah Puch
Ah Puch merupakan dewa kematian bangsa Maya, sekaligus penguasa Xibalba, yakni neraka dalam versi mitologi Maya. Paralel lah dengan sosok Pluto atau Hades dalam mitologi Yunani. Ah Puch dikenal juga dengan nama �Kisin� atau �Yum Kimil�. Ia diceritakan sebagai seorang dewa yang dibuang ke dunia bawah tanah, dimana dalam kemarahannya, ia kadangkala menendang pilar-pilar dunia sehingga terciptalah gempa bumi.
Konsep Xibalba dalam agama Maya sangatlah berbeda dengan konsep neraka dalam agama-agama kebanyakan. Xibalba bukanlah tempat untuk menghukum, namun lebih kepada tempat untuk menguji. Jika selama hidup mereka membekali diri dengan kecerdikan dan ketangkasan, maka mereka akan mampu menembus kesembilan lapis neraka dalam Xibalba. Namun jika tidak, mereka akan tinggal di sana selamanya. Kaum Maya kuno percaya bahwa pintu masuk Xibalba berada di sebuah goa di Cob�n, Guatemala.
Xibalba dikuasai oleh �10 Lords of Underworld�, yakni 10 dewa kematian yang dikisahkan mampu naik ke dunia membawa penyakit, kelaparan, kematian, serta teror-teror lainnya. Salah satu cerita paling terkenal berkaitan dengan Xibalba adalah �Hero Twin� yakni pasangan dewa kembar yang mampu melewati Xibalba berkat kecerdikan dan ketangkasan mereka.
Alkisah, dua orang dewa bersaudara bernama Hun Hunahpu dan Vucub Hunahpu bermain bola dengan berisik sehingga menganggu para dewa yang bersemayam di Xibalba. Merekapun dipanggil ke dunia orang mati untuk melalui berbagai ujian, namun gagal. Akibatnya mereka berdua dikorbankan dan kepala Hun Hunahpu ditempatkan di sebuah pohon coklat. Xquic, anak gadis dari salah satu dewa kematian berbicara dengan kepala tersebut dan secara ajaib mengandung dan melahirkan dua anak kembar bernama Hunahpu dan Xbalanque. Mereka berdua dirawat oleh nenek mereka di dunia atas (walau seringkali diperlakukan tidak adil oleh saudara-saudara mereka yang kemudian dikutuk menjadi monyet).
Sejarah terulang kembali dan ketika remaja, kedua saudara kembar itu bermain bola dengan berisik, kembali menganggu para dewa. Mereka harus melalui berbagai rintangan di Xibalba, termasuk melalui 6 rumah kematian. Rumah pertama gelap gulita, rumah kedua sangat dingin, rumah ketiga penuh dengan jaguar kelaparan, rumah keempat penuh dengan kelelawar berbahaya, rumah kelima penuh dengan pisau-pisau tajam, dan rumah keenam terbakar dengan api. Namun mereka berdua mampu mengatasi semua rintangan itu, bahkan mengalahkan para dewa kematian, serta membawa ayah dan paman mereka kembali ke dunia orang hidup. Kisah kepahlawanan dewa kembar ini tertuang di dalam �Popoh Vul�, yakni kitab suci agama Maya yang menceritakan mitologi mereka dengan detail.
BONUS
Pacal The Great
Sebagai bonus, gue berikan tokoh yang sebenarnya bukan dewa sih, namun tokoh historis asli yang keberadaannya memicu kontroversi setelah sosoknya dilekatkan dengan teori Ancient Aliens. �K'inich Janaab Pakal� atau dijuluki �Pacal The Great� merupakan penguasa kerajaan Maya yang berpusat di kota Palenque. Ia berkuasa selama 68 tahun, yang secara menakjubkan, menjadikannya raja dengan masa pemerintahan terlama dalam sejarah di belahan bumi utara.
Sosok misterius ini menjadi perbincangan sekaligus memicu perdebatan ketika Erich von D�niken, pencetus teori Ancient Aliens, menginterpretasikan posisi Pacal dalam relief yang terdapat dalam makamnya sebagai seorang astronot dalam pesawat luar angkasa. Ia tampak duduk di sebuah kursi kendali, dengan topeng mirip masker oksigen dengan kedua tangannya tampak memegang tuas kendali serta kedua kakinya menginjak pedal, dan di depannya tampak panel kendali yang amat rumit. Well, believe it or not.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar